Cari Blog Ini

Jumat, 01 April 2011

Blanakan



Keadaan umum
WW Blanakan dengan luas 131.7ha termasuk wilayah pengelolaan hutan RPH Tangkil, BKPH Ciasem-Pamanukan, KPH Purwakarta. Berdasar administrasi pemerintahan termasuk Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, dan merupakan wisata Harian.

Wana Wisata ini terletak pada ketinggian 0-1m dpl, konfigurasi lapangan umumnya datar, kawasan ini mempunyai curah hujan 1210mm/tahun, dengan suhu udara rata-rata 28C.

Potensi Kawasan
Tumbuhan yang terdapat diwana wisata Blanakan berupa: rumput teki, rumput gajah, hamtuang, pasiran, bakau api, kaneka.

Satwa yang terdapat diwana wisata Blanakan berupa:ular sawah, burung kuntul, babi hutan, kucing hutan, penangkaran buaya. Sumber air yang digunakan umumnya pompa.

Potensi Wisata
Pemandangan alam dengan hutan pantai, dan kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan berupa memancing, berkemah dan bersampan.

Penangkaran buaya yang telah dikembangkan sejak tahun 1989 termasuk salah satu kawasan wisata yang banyak mendapat perhatian dari wisatawan . Hingga saat ini terdapat 236 buaya muara yang dulunya dikirim dari Kalimantan.

Pada bulan-bulan tertentu (Oktober-November) setiap tahunnya selalu diadakan upacara tradisional para nelayan yang dikenal dengan pesta laut, yaitu upacara sakral dengan membuang kepala kerbau ketengah laut.

Blanakan diambil dari historis keluarga Buyut Perahu yaitu asal kata Belah Sanak (Bahasa Indramayu) yang berarti
-belah berarti pecah/pisah
-sanak berarti dulur/saudara atau keluarga

Indramayu adalah salah satu nama tempat yang sekarang menjadi Kabupaten yang tidak jauh letaknya dengan Kecamatan Blanakan termasuk Pantai Jawa Bagian Utara, asal Buyut Perahu tinggal dahulu dan Kibuyut Perahu berlayar bersama istrinya dan adiknya untuk mencari nafkah dalam perjalanannya mereka singgah disalah satu tempat yaitu (Blanakan sekarang). Ketiga orang tersebut hidup mencari makanan diBlanakan. Pada suatu hari Kibuyut Perahu bermaksud mencari mencek (kijang). Pagi hari sekali Kibuyut berangkat berpesan pada istri dan adiknya agar tidak ikut berburu. Setelah seharian mencari kijang kemudian Kibuyut pulang dengan membawa hasil, sesampainya dirumah Kibuyut langsung membuka rumahnya, ternyata Kibuyut mendapati istri dan adiknya. Tak lama kemudian Kibuyut menikah lagi dengan seorang istri asal Blanakan(sekarang). Kibuyut Perahu berterus terang kepada istrinya yang baru tentang aib yang menimpanya, dan berkata"Saya lebih baik belah sanak dari pada hidup malu". Sehingga dari kata-kata itu mereka mneyebutnya kampung belah sanak oleh anak Kibuyut Perahu kampung tersebut diubah menjadi Blanakan.

Fasilitas
Fasilitas yang sudah tersedia di Wana wisata Blanakan ini adalah loket penjualan karcis, pos jaga, pondok kerja, tempat parkir, jalan setapak, air bersih, shelter, mushola, tempat duduk, menara pengintai/tribun, ayunan, tempat sampah.

Aksesbilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dari Pamanukan 25km, 62km dari Subang. kondisi jalan beraspal. Kendaraan umum yang dapat digunakan yaitu bis dan ojeg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar