Cari Blog Ini

Minggu, 11 Desember 2011

7 Hal Berbahaya Dalam Kehidupan Sehari-hari yang Mungkin Tidak Kita Sadari

7 Hal Berbahaya dalam kehidupan

1.  Botol Minuman Bekas
Sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai ulang botol plastik (Aqua, VIT , etc) dan menaruhnya di mobil, tas atau rumah. Beberapa orang beralasan memakai ulang botol plastik untuk mengurangi produksi botol plastik sehingga dapat mengurangi produksi plastik untuk mencegah global warming. Namun, sesungguhnya kebiasaan ini tidak baik, karena bahan botol plastik(disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) tersebut mengandung zat-zat karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai berulang-ulang, jangan memakai botol plastik.
2.  Makanan Sate
Jika sate merupakan makanan favorit anda, jangan lupa makan timun setelah memakan sate. Karena ketika kita makan sate sebetulnya karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker juga ikut masuk ke dalam tubuh kita. Oleh karena itu, Timun dapat dijadikan obatnya yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate karena timun punya zat anti-karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate ya!!
3.  Mie Instan
Bagi anda para penggemar mie instan(saya juga termasuk nih!), pastikan Anda punya selang waktu setidaknya 3(tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mie instan. Jika Anda akan mengkonsumsinya lagi, menurut informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mie instan. Itu sebabnya mengapa mi instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit kanker. Karena begitu sibuknya dalam berkarir, sehingga tidak punya waktu untuk memasak, sehingga(lagi) Ia memutuskan untuk mengkonsumsi mie instan setiap hari dan Akhirnya dia menderita kanker. Menurut Dokter, tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin yang melapisi mie tersebut.
4.  Kertas
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, ternyata terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia , timbal masuk melalui saluran pernapasan atau makanan kita. Menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf, dan tulang.
Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi dapat bersifat kronis dan akut. Banyak makanan dan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tsb. Untuk mencegahnya, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.
5.  Styrofoam
Bahan pengemas styrofoam atau polystyrenesudah tidak asing lagi dalam bisnis pangan. Tetapi, riset membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren tersebut menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan dapat mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

6.  Cemilan Gorengan
Para pencinta gorengan, waspadai gorengan berwarna gelap dan bertekstur lebih keras dari kondisi normal. Kemungkinan gorengan tersebut merupakan sisa dagangan yang tidak habis terjual pada hari sebelumnya kemudian digoreng ulang oleh penjual. Selain itu, pedagang yang umumnya hanya memikirkan bagaimana cara mendapat keuntungan saja, tanpa memperhatikan kesehatan makanan yang dijual, sehingga kebanyakan gorengan digoreng dengan menggunakan minyak jelantah yang kualitasnya sudah sangat menurun dari minyak goreng baru. Misalnya saja, hasil peroksida pada minyak jelantah mengakibatkan pemanasan suhu tinggi hingga gangguan kesehatan, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol. Selain itu, sesuai dengan point no.4 mengenai kertas yang sering dijadikan bungkusan gorengan mengandung timbal yang sangat berbahaya. Gorengan yang telah terpapar timbal bisa dimakan menyebabkan rasa terbakar pada mulut dan kerongkongan, pengeluaran air liur berlebihan, sakit perut disertai rasa mulas yang hebat, muntah, diare dengan tinja berwarna hitam, berdarah, susah buang air besar, merasa kelelahan, gangguan tidur, gelisah, lekas marah, gangguan ginjal, gangguan otak dengan penglihatan, kesemutan, kejang hingga kelumpuhan.
7.  Handphone
Mungkin kita pernah mendengar bahwa radiasi dari sinyal yang ditimbulkan oleh HP bisa menimbulkan kanker atau bahkan penyakit-penyakit lainnya. Sebuah studi yang dilakukan di Swedia mengungkapkan bahwa HP bisa meningkatkan 400% resiko kanker bagi penggunanya. International EMF(Electromagnetic Field) Collaborative melaporkan hasil penelitiannya yang dilakukan di 13 negara di wilayah Eropa Barat dan menyimpulkan bahwa radiasi HP membawa dampak yang berpengaruh terhadap kesehatan khususnya kesehatan anak. percakapan menggunakan HP dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan resiko seorang anak atau remaja terserang kanker otak. Selain itu mengantongi HP dalam kantong celana atau membiarkan anak-anak tidur didekat HP yang aktif juga dapat menggangu kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar