Cari Blog Ini

Jumat, 02 Desember 2011

sejarah angka dunia

Kalau untuk dapat menulis manusia harus terlebih dahulu menciptakan huruf maka untuk dapat menghitung orang harus terlebih dahulu mengenal bilangan berupa angka. Sejak kapan manusia mengenal angka? Sebagai pendekar aritmatika kamu harus tahu sejarah angka!
Manusia purba yang peradabannya masih sangat primitif ( juga beberapa suku bangsa sampai saat ini ) tidak mengenal bilangan karena tidak mempunyai kebutuhan untuk menghitung sesuatu. Tetapi setelah manusia hidup menetap dalam kelompok dan masing-masing mempunyai harta benda pribadi yang dihimpunnya, seperti: kambing piaraan, maka agr mengetahui kambing-kambing yang menjadi haknya timbullah kebutuhan untuk menghitung ternak itu. Adapun cara yang digunakan dalam permulaan penghitungan adalah sebagai berikut:
Membuat garis
Cara ini tergolong sangat sederhana yaitu dengan cara menggoreskan tanda garis mendatar pda aebilah kayu. 1 garis untuk setiap ekor ternak. Apabila seseorang mempunyai 100 ekor ternak maka ia menggoreskan 100 garis.

Sistem ranting/ batu kerikil
Pada permulaan penghitungn ini dilakukan dengan mengganti tiap ekor kambing dengan sepotong ranting atau sebutir batu kecil. Potongan ranting atau butiran-butiran batu yang menunjukan jumlah kambing seseorang dimasukkan dalam suatu kantong tertentu atau tempat penyimpanan tertentu. Bila jumlah kambing bertambah dengan lahirnya seekor anak kambing, maka isi kantong ditambah dengan sepotong ranting. Sebaliknya apabila ada seekor kambing yang mati, maka dibuanglah sebutir batu dari tempat penyimpanan.
Seiring berjalannya waktu terjadi perkembangan bilamana benda-benda bilangan itu terlalu banyak jumlahnya sehingga untuk menghitungnya satu persatu menjadi sulit. Maka dilakukanlah pengelompokan-pengelompokan terhadap benda-benda bilangan tersebut, misalnya untuk 10 butir kerikil diganti dengan 1 buah batu besar. Inilah yang disebut dengan sistem 10.
Setelah peradaban manusia cukup tinggi dan telah menciptakan huruf-huruf makauntuk masing-masing satuan tertentun dalam dengan ucapan lisan seperti misalnya satu,dua,tiga dan seterusnya. Dan akhirnya bilangan-bilangan itu dilambangkan pula dengan simbol-simbol tulisan yang mempunyai bentuk-bentuk tertentu berupa angka-angka.

Peradaban Babilonia 
Bangsa babilonia yang berkembang tahun 3000 sebelum masehi di lembah sungai eufrat dan tigris ( sekarang daerah irak ) banyak meninggalkan catatan-catatan. Catatan-catatan itu dibuat dari lempengan-lempengan tanah liat yang kemudian dibakar dan dijemur di bawah terik matahari. Lempengan-lempengan yang masih bisa diselamatkan sampai sekarang berusia 3700 tahun sebelum masehi dan isinya berupa tabel perkalian dan ilmu ukur! wow!!!
Angka pada peradaban babilonia umumnya berupa garis-garis tegak yang sering disebut dengan istilah tulisan paku . betuknya tegak runcing ke bawah seperti paku. Hal ini disebabkan karena alat yang digunakan untuk menulis angka-angka ini berupa alat keras berbentuk segitiga yang ujungnya runcing.

Peradaban yunani
Bangsa yunani mulai meminjam huruf-huruf pada alfabetnya untuk menjadi angka-angka dalam menyatakan bilangan. Misalnya angka 1 ditulis dengan huruf yang disebut dengan alpha, bilangan 2 dinyatakan dengan huruf yang disebut beta. Bilangan 3 diberi simbol tulisan huruf gamma, dan seterusnya.

Peradaban romawi
Sistem angka lain yang seperti di atas adlah angka romawi. Bangsa romawi memakai huruf latin untuk melambangkan bilangan-bilangannya. Misalnya untuk huruf  I digunakan untuk lambang bilangan 1. huruf V untuk bilangan 5, huruf C untuk bilangan 100, demikian seterusnya.
Bangsa romawi dan yunani memakai sistem 10.

Peradaban mesir
Bngsa mesir pada zaman kuno menciptakan angka-angka yang mempunyai bentuk-bentuk tersendiri dan menyerupai gambar-gambar untuk menuliskan bentuk bilangan-bilangan. Misalnya untuk bilangan sejutadinyatakan dengan lukisan garis yang berupa orang mengangkat kedua tangannya ke atas sebagai tanda heran.
Perkembangan lainnya mengenai sistem angka di . Pada sekitar 300 tahun sebelum masehi di ciptakan serangkaian simbol bilangan yang di sebut angka-angka brahmi. Angka-angka ini kemudian disempurnahkan sehingga mempunyai simbol 0 nol sesudah tahun 500 masehi. Bentuk angka-angka brahmi beserta perkembangannya sebagai berikut:
Akirnya berkembang pula angka-angka arab yang semula dapat dibedakan menjadi 2 macam : yaitu arab timur dan arab barat.
arab timur : dipakai di turki, saudi arabia, dan negara-negara sekitarnya. Bentuk angka-angka arab timur sebagai berikut :
arab barat : berkembang di spanyol. Diambil oleh negara-negara eropa berkat tulisan Muhammad bin Musa ( Al-khawarizmi ). Setelah menjadi pusat kebudayaan Islam pada abad ke 8, dimana cendekiawan islam ini menulis tentang aljabar arab dan sebuah buku kecil mengenai tata cara berhitung bangsa.
Angka-angka ini ternyata lebih praktis daripada angka-angka Romawi yang misalnya untuk menulis bilangan 7 harus menambah angka V dengan I dan I lagi, maka angka-angka arab itu dipakai sepenuhnya dalam peradaban berhitung di Eropa mulai tahun 1600.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar