Cari Blog Ini

Selasa, 13 Maret 2012

HANTU WEWEGOMBEL

Wewe Gombel adalah sebuah istilah
dalam tradisi Jawa yang berarti roh
jahat atau hantu yang suka mencuri
anak-anak, tapi tidak mencelakainya.
Konon anak yang dicuri biasanya
anak-anak yang ditelantarkan dan
diabaikan oleh orang tuanya. Wewe
Gombel biasanya akan menakut-
nakuti orang tua si anak atas sikap
dan perlakuannya kepada anaknya
sampai mereka sadar. bila mereka
telah sadar, Wewe Gombel akan
mengembalikan anaknya.
Menurut cerita, Wewe Gombel adalah
roh dari seorang wanita yang
meninggal bunuh diri lantaran dikejar
masyarakat karena telah membunuh
suaminya. Peristiwa itu terjadi setelah
suami dari wanita itu berselingkuh
dengan wanita lain. Sang suami
melakukan hal itu karena istrinya tak
bisa memberikan anak yang sangat
diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi
dan dibenci suaminya lalu dikucilkan
sampai menjadi gila dan gembel.
disebut Wewe gombel karena
kejadian in terjadi di daerah Gombel,
Semarang. Jika kita berkendaraan dari
arah jatingaleh ke arah banyumanik,
maka akan terlihat bekas iklan bir
bintang. Di situlah konon letak lokasi
wewe gombel berada. Beberapa
orang menyebutkan bahwa lokasi
tersebut adalah lokasi kerajaan hantu.
Menurut cerita itu pula, hal itu yang
menyebabkan sebuah hotel yang
terletak di dalam lokasi bukit gombel
menjadi bangkrut.
ciri khas dari wewegombel atau
kolong wewe ini adalah bentuk buah
dadanya yang besar & menjumbai
seperti buah pepaya. Kabar lain
mengatakan bahwa anak-anak yang
diculik oleh wewegombel akan di beri
makan Tai, tokai, atau kita sebut saja
dengan kotoran manusia. Jika si anak
tidak mau, maka terpaksa sia anak
akan suapin secara paksa. Terkadang
anak-anak yang diculik akan
dihalusinasi sehingga eek yang ia lihat
seolah-olah adalah makanan lezat
yang paling ia sukai/inginkan.
tujuannya adalah membuat anak
menjadi bisu agar tidak bisa
menceritakan apa yang telah ia alami
ataupun bentuk dari wewegombel
yang menyeramkan tersebut.
BAGI masyarakat yang ada di
pedesaan, hantu wewe gombel tidak
asing lagi. Dalam budaya Jawa, wewe
diistilahkan hantu yang mirip
manusia, sangat mengerikan dengan
taring, baju compang-camping dan
rambut serta kuku panjang tidak
terawat. Biasanya wewe gombel
(gombel istilah dari baju yang sangat
jelek), melakukan aksinya pada saat
menjelang Maghrib. Orang yang
diculik wewe gombel tidak tahu,
karena wewe gombel merubah
dirinya menjadi saudara atau kakak,
adik, orang tua dan siapa saja yang
dikenal si korban.
Wewe gombel akan mengajak korban
jalan-jalan, kemudian ditempatkan di
tempat tinggalnya, bisa di selokan,
pinggir sungai, makam, pohon-pohon
yang rimbun dan sebagainya. Wewe
gombel di tahun 1980 sangat melekat
di benak penduduk Gesing Purworejo
Jawa Tengah, banyak sudah korban-
korban penculikan. Menjelang sore
hari, warga Gesing khususnya anak-
anak dilarang keluar dari rumah, guna
menghindari penculikan wewe
gombel.
Penulis mencoba mengungkap
kembali apa yang terjadi di tahun itu,
kebetulan penulis ikut membantu
mencari seorang anak bernama
Mulyani yang diculik wewe gombel.
Pada waktu itu sekitar pukul 21.00,
seoarang anak hilang. Biasanya anak
yang benama Mulyani ini, sore
menjelang malam sudah bekumpul
bersama keluarga, tetapi saat itu
tidak ada. Akhirnya keluarga korban
melapor pada RT setempat, menurut
orang pintar yang ada di desa itu,
Mulyani dibawa sejenis roh jahat yaitu
wewe.
Atas petunjuk orang pintar tersebut,
diadakan pencarian, pada waktu itu
penulis ikut pula membantu bersama
warga, mencari keberadaan Mulyani.
Syarat mencari orang yang diculik
wewe adalah dengan cara membawa
peralatan dapur, bisa wajan, ember,
piring, gelas, mangkok dan lain-
lainnya. Peralatan itu dipukul seiring
dalam pencarian korban. Memang
suasana menjadi ramai, akan tetapi
suara itu juga menimbulkan rasa
merinding, karena korban bersama
hantu wewe. Menurut ceritera, wewe
sangat takut mendengar bunyi-
bunyian dari peralatan dapur,
kemudian wewe akan lari menjauh
dari suara itu. Tentunya harapan
penduduk, dengan perginya wewe,
korban akan ditinggalkan.
Setelah sekian lama mencari, Mulyani
ditemukan di atas pohon beringin
yang sangat rimbun. Kondisi korban
tidak bisa berbicara, baju yang dipakai
sudah diganti dengan kain yang
sangat kumal, rumput kering
menempel di sekujur badannya.
Setelah Mulyani diberi minum, barulah
dapat berbicara. Dia berceritera
bahwa pada waktu mandi didatangi
ibunya untuk diajak jalan-jalan,
mengunjungi tempat-tempat yang
ramai, setelah itu tidak ingat lagi.
Tentunya penduduk Gesing sudah
tidak asing lagi dengan kejadian
seperti ini, karena hantu wewe
melakukan penculikan dengan cara
yang sama, membawa korban,
merubah dirinya menjadi saudara,
kemudian membuat korban tidak
sadar atau linglung. Untuk itu
diperlukan kewaspadaan dalam
menjaga anak, di antaranya melarang
anak main pada saat menjelang senja,
mandi sendiri di luar rumah, ke
tempat-tempat yang tidak lazim, misal
pantai, sungai, tempat sampah dan
sebagainya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar