Cari Blog Ini

Selasa, 13 Maret 2012

misteri lawang sewu

Lawang Sewu ? Bila pertanyaan ini
tertuju kepada gw, jawaban gw
[mungkin] akan bersinggungan
dengan tempat horor, angker, eksotis
dan indah. Ya, indah sekaligus mistis,
kenapa ? karena ini adalah kenyataan.
Entah percaya atau tidak tergantung
anda menyikapinya [agak sedikit
mirip dengan suatu slogan tayangan
misteri di salah satu stasiun televisi
rupanya
Lawang sewu merupakan salah satu
sosok bangunan yang berdiri tegak,
tegar menatap perkembangan kota
Semarang. Letaknya tepat di jantung
utama kota tersebut, di salah satu sisi
persimpangan Tugu Muda, strategis,
terbuka luas dan mudah sekali
menemukannya [kalau sampai
kesasar kebangeten banget Tempat
ini secara hukum berada di bawah
kekuasaan dinas PJKA [kelihatannya
sekarang instansi ini berubah nama
menjadi perum atau persero].
Bangunannya tegak berdiri selama
[mungkin] seabad lebih, dibangun
oleh bangsa Belanda yang sempat
merasakan nikmatnya bumi
Nusantara.
Kenapa dinamakan Lawang Sewu ?
Lawang Sewu terdiri dari kata Lawang
dan Sewu. Lawang artinya adalah
pintu, dan Sewu berarti seribu. Bila
diartikan secara harfiah menjadi
Seribu Pintu. Entah siapa yang
menamakan bangunan tersebut
dengan Lawang Sewu, yang jelas
nama tersebut tetap lekat hingga saat
ini. Dari namanya jelas komponen
pintu menonjol, karena pintu yang
terdapat di ruangan ini sangat banyak
[penulis belum pernah menghitung
secara pasti]. Kabarnya, dulu
bangunan ini adalah bangunan untuk
pengurusan administrasi dan
kemiliteran bangsa Belanda yang ada
di Semarang.
Bangunan Tugu muda terbuat dari
campuran bata, semen, pasir, kayu
[jati tentunya], sebenarnya
komponen dasarnya biasa saja,
seperti bangunan saat ini. Namun ada
beberapa yang membedakannya
dengan bangunan-bangunan
kontemporer, diantaranya adalah
kualitas bahan bangunan, desain,
serta tentu saja kualitas
pengerjaannya. Lantai yang
digunakan masih tetap sama, pondasi
yang menopang keseluruhan
bangunan belum banyak berubah,
panel jendela dan pintu [sebagian
besar] masih relatif sama, bahkan
material untuk teras belum berubah,
mungkin hanya mengalami
pengecatan di sana sini.
Struktur bangunan terdiri dari dua
buah lantai, ruangan bawah tanah,
serta beberapa bangunan yang
berdiri terpisah [kelihatannya sekitar
4 buah bangunan kecil
mengelilinginya]. Lantai pertama
[akhir-akhir ini] kadang-kadang
digunakan untuk menyelenggarakan
ajang eksibisi, namun lantai kedua
dan lantai bawah tanah biasanya
tertutup untuk umum. Bangunan-
bangunan penunjang yang
mengelilinginya dibiarkan
terbengkalai, kecuali salah satu
bangunan yang terletak di sisi timur
yang digunakan sebagai tempat
tinggal.
Kondisi bangunan secara umum
menurut penilaian masuk ke kategori
memprihatinkan hingga sangat
memprihatinkan. Mengingat
kebesaran namanya yang disandang
hingga kini, bangunan ini sangat tidak
terawat, perawatan yang diberikan
tidak sebanding dengan nilai historis
yang terdapat disana. Kaca jendela
yang terbuat dari kaca sudah banyak
[sekali] yang pecah, beberapa pintu
sudah rusak, rumput yang tinggi dan
tak terawat di sisi tengah maupun
belakang bangunan, lantai yang kotor
dan kusam.
Lawang Sewu menyimpan nuansa
mistis, hal ini bukan merupakan opini
pribadi melainkan kenyataan yang
sudah dibuktikan oleh berbagai pihak.
Pemirsa tayangan misteri Dunia Lain
yang ditayang kan di TransTV
mungkin pernah menyaksikan uji nyali
yang dilakukan di bangunan ini dan
hasilnya peserta yang bersangkutan
gagal untuk menyelesaikan tugasnya.
Pada tayangan tersebut terlihat sosok
bayangan menyerupai wanita
berambut panjang dengan pakaian
putih yang datang mendekat ke
peserta uji nyali tersebut. Sosok
tersebut terlihat jelas di rekaman
video. Selain itu banyak sekali
kejadian [kebanyakan masih berupa
cerita] mistik yang disaksian oleh
orang-orang di sekitar area Lawang
Sewu.
Pernah tersiar kabar bahwa Lawang
Sewu akan dijadikan hotel beberapa
tahun silam, namun sepertinya hal
tersebut tidak pernah terlaksana.
Faktor penyebab tidak terlaksana
pembangunan tersebut juga tidak
jelas hingga sekarang.
Ada beberapa hal menarik
sehubungan dengan Lawang Sewu,
diantaranya adalah adanya lorong
yang menghubungkan antara Lawang
Sewu, SMAN 3 Semarang [di Jalan
Bodjong atau Pemuda] dan SMAN 1
Semarang [jalan Mentri Soepeno].
Lorong tersebut digunakan oleh para
pejuang kemerdekaan untuk lolos
dari kejaran musuh. Pada saat saya
menanyakan hal tersebut dengan
salah satu orang yang “tahu
banyak”, dia mengatakan bahwa
lorong tersebut telah ditutup dan
tidak diketahui keberadaannya.
Sayang sekali bila hal tersebut tidak
terdokumentasi dengan baik. Karena
aset sejarah semacam ini sangat
langka di dunia, mungkin bila para
profesional dunia film berniat untuk
mengangkatnya ke layar kaca
ataupun layar perak dengan sedikit
tambahan cerita yang kuat, pasti akan
berpengaruh banyak.
Belum lagi mengenai kisah tengkorak
yang ditemukan di salah satu ruangan
bawah tanah yang [kabarnya]
berjumlah sangat banyak, kemudian
kisah pembantaian serta kekejaman
perang yang pernah terjadi di
bangunan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar